Saturday, 4 June 2016

Puisi Cinta Karyaku 8

Adindaku yang kini Adindanya

Kanda, pencinta yang utilitarian
Dinda, menganggapnya lelucon harian

Kanda, mengikhlaskan cinta bagai oblasi
Dinda, menikmati sebatas ekshibisi

Air mata mengiris
Mustahil digubris

Cinta yang ukhrowi
Akan kalah dengan iming duniawi

Segala yang dilakukan Kanda
Selalu dianggap bercanda

Harapan terbuang
Kalbu terguncang

Hati terharakiri
Cinta dalam putrefaksi

Puisi Cinta Karyaku 7

Duhai Yang Disana

Duhai permata
Yang tertelan samudera
Jangan lupa bahagia
Meski cinta tertukar harta

Duhai satria
Yang tergorok durjana
Jangan lupa bahagia
Meski cinta tergadai tahta

Duhai suara
Yang terdistorsi nelangsa
Jangan lupa bahagia
Meski cinta tak lagi seutuhnya

Hati terdegradasi
Sanubari halusinasi
Sepi..
Sunyi..
Nisbi..

Puisi Cinta Karyaku 6

Pertanyaan Yang Tak Tertanyakan

Selamat Malam Kenangan
Yang hampir kujadikan kesayangan
Namun tergerus oleh keadaan

Apa kabarmu mimpi?
Yang akan terus jadi mimpi
Tunas lembaga sakit hati

Bagaimana kehidupan?
Setelah kau putuskan
Berlabuh pada rupawan
Disini ku, kau tinggalkan

Bagaimana harum rupiah?
Untuk itu jelas aku susah payah
Padahal tak maksud membuatmu hidup susah
Hanya agar kau tak bermegah megah

Apa kabar yang dulu kunantikan?
Yang kerap memberi pengharapan
Terselip pesan dengan ribuan pengertian
Yang sering membuat yakin berlebihan

Selamat datang di Fraktur!
Cinta yang...
Tersungkur
Terkubur
Kufur

Puisi Cinta Karyaku 5

Selamat Datang di Kekecewaan

Terdapat sungai yang mengalir tak bertuan
Terbentuk dari derasnya isak tangisan
Yang mendobrak kelopak ditengah dinginnya hujan

Terdapat genangan rasa yang tak terjawab
Dari obrolan dan perlakuan yang hangat lembap
Menghasilkan jutaan harap yang kerap menguap

Terdapat kubangan penasaran
Yang tak akan mungkin terjawabkan
Padahal hati telah menentukan pelabuhan

Beribu menit kuhabiskan
Menunggu ketidakpastian
Dan berharap pada kebohongan
Akan terangnya sebuah harapan

Selama aku menunggu jawaban
Secepat kamu dibuatnya nyaman
Memang tak kau rasakan penyesalan
Namun tunggulah sebuah masa depan

Namamu kan terus kusebut dalam doa
Dulu doa pinta, kini doa celaka
Mohonku agar kau terus menikmatinya
Hingga terlena
Hingga tersiksa

Semoga terkabul sebuah derita
Dari korban teraniaya
Cinta yang tak sampai tempatnya